(share untuk para alumni yang baru lulus)
Bekerja..
Apakah tujuannya hanya sekedar untuk mencari uang agar dapat mencukupi kebutuhan hidup?
Ataukah untuk mengamalkan segenap kemampuan dan ilmu yang telah kita dapat selama sekolah?
Agar bisa bermanfaat bagi kemajuan perusahaan tempat kita bekerja.
Seringkali hanya tujuan pertama yang kita kejar. Yaitu untuk mencari uang.
Banyak pekerja yang rela meninggalkan bidang ilmu yang dia pelajari waktu sekolah untuk masuk ke bidang baru demi iming-iming RUPIAH yang kerap kali lebih besar daripada jika ia tetap dalam bidang yang sama.
Tapi apakah hal tersebut salah?
Sementara kehidupan terasa semakin sulit untuk dilakoni.
Apakah masih bisa kita bertahan demi sebuah idealisme “mengabdikan ilmu”?
Bukankah banyak sekali rekan-rekan kita yang tampaknya “melacurkan diri” demi seonggok harta yang lebih menggiurkan.
Jika sudah masuk dalam dunia kerja, tak bisa lagi mau membanggakan selembar ijazah yang notabene hanya sebagai persyaratan formal untuk diterima diperusahaan ternama.
Nilai dan prestasi cemerlang dalam dunia akademik tak ada artinya lagi jika dalam dunia kerja dia tak dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja.
Jika demikian kenyataannya, apa artinya gelar yang berderet di depan maupun belakang sebuah nama.
Karena kadang penghasilan seseorang yang bergelar lulusan luar negeri, tidaklah jauh berbeda dengan yang hanya lulusan sarjana dari universitas biasa.
Pada masa-masa seperti sekarang ini, nyaris tak dapat dijumpai lagi seseorang yang tetap tekun mengabdikan kemampuannya pada bidang yang sama.
Tetapi lebih banyak juga yang sudah tidak berjalan pada ilmu yang ditekuni, tapi tetap tidak bisa mendapat hasil yang tergolong “layak”. Semata-mata hanya karena kebutuhan hidup.
Banyak sekali pimpinan yang berlaku semena-mena terhadap pegawai. Seenaknya saja memperlakukan mereka layaknya “budak” yang setiap saat harus siap untuk ditendang, jika tidak melakukan kehendak pimpinan.
Betapa harga diri itu harus rela diinjak-injak hanya demi supaya asap dapur keluarga dirumah bisa tetap mengepul.
Sepertinya semangat dan idealisme pada masa sekolah dulu sudah tak dapat dipertahankan lagi.
Dunia kerja begitu kejam.
Disini yang kuat lah yang bisa bertahan.
Kuat dalam banyak artian. Kuat posisinya, kuat mentalnya, kuat pengaruhnya, kuat “ndableg”nya
Tergantung kita yang menjalaninya.
No comments:
Post a Comment