Setahun lebih lho Joyful Cherie tak terurus sama
sekali….hiks.
Banyak sekali hal yang terjadi selama ini.
Tahun lalu, terakhir postingan mengenai awal kehamilanku.
Syukurlah selama proses kehamilan itu, mulai awal sampe detik
terakhir sebelum melahirkan, kondisi mama dan bayi dalam kandunganku sangat
baik.
Kehamilan yang penuh anugerah.
Pada usia kandungan ke 23 minggu, dokter menyarankan agar si
baby di USG 4Dimensi, untuk memeriksa semua organ-organ vital dalam tubuh baby.
Deg deg an banget sih. Takut kalau sampai ada sesuatu yang gak diharapkan. Dan
eng ing eng….ini foto pertama si baby..
Gitu kata pak professor
So, mulailah aku dan suami hunting nama bayi. Googling sana sini, searching di
internet dan buku nama-nama bayi sedunia. Yang inisial nya JO. (dulu anak
pertama kami namanya Jonathan, dan kami ortu nya semua berinisial JO juga)
Dan pencarian berakhir ketika kami tertambat pada sebuah
nama : JOANNE
Artinya: anugrah dari Tuhan, GIFT of GOD.
Yessss…. Nama yang pas dan tepat buat baby ku.
Trus mulai deh cari nama tengah nya. Dan ada usulan nama
dari keponakan suamiku. Thanks to Jane Astrid for your suggestion. It’s very
proper to her.
JEMIMA. Artinya: dove, merpati. Ini juga adalah nama putri dari AYUB. Yang lahir pada saat Ayub mendapatkan kembali semua milik dan kekayaaannya dari Tuhan.
JEMIMA. Artinya: dove, merpati. Ini juga adalah nama putri dari AYUB. Yang lahir pada saat Ayub mendapatkan kembali semua milik dan kekayaaannya dari Tuhan.
JOANNE JEMIMA KURNIAWAN…
Itu nama yang sudah kami siapkan untuk baby kami.
Minggu ke 36.
Mejeng di mall biarpun perut dah kayak drumband
Hari H semakin dekat. Semua sudah mulai disiapkan.
Kami baru berani belanja untuk perlengkapan bayi, mengingat
pengalaman pahit pada saat kelahiran putra pertama kami.
Sebenernya sih hampir 95persen kebutuhan untuk perlengkapan
bayi sudah terpenuhi. (sekali lagi terimakasih yang sebanyak2nya untuk semua
yang sudah memperhatikan aku dan calon bayi). Mulai dari baju bayi untuk
newborn hingga usia 1thn sudah siap, bedong, popok, tas bayi, selimut,
gendongan, stroller, carseat, dll dsb.
Tapi tetep aja kami semangat mencari perlengkapan untuk
calon bayi kami.
Akhirnya.. semua beres. Tas buat bekal ke RS untuk baby dan
mamanya sudah siap.
Tinggal menanti hari kelahiran.
Dokter sih menyarankan untuk operasi saja, mengingat resiko
usiaku yg sudah 38thn. Dan juga riwayat kehamilan yg lalu. Tapi aku masih ngotot
kepengen untuk bisa melahirkan secara normal.
Akhirnya dokter cuma bisa bilang: pokoknya pada hari H nya
nanti, proses kelahiran mulai dari awal sampai akhir tidak boleh lebih dari
6jam. Karena resikonya terlalu besar.
Aku dan suami hanya bisa pasrah dan berserah pada Tuhan
Yesus. Dia yang telah berkarya menyertai kehamilanku mulai dari awal hingga
saat terakhir, pastilah Dia juga yang mengatur yang terbaik bagi kami.
Tgl 17Sep
Dokter bilang: minggu depan kayaknya dah lahir nih..
Kalau sudah ada tanda mules, atau ketuban pecah, langsung
aja ke RS. Telpon saya ya. Jam berapa pun.
Dan hari demi hari…aku menunggu tanda2 yg dikatakan dokter.
Sama sekali tidak muncul sedikitpun.
Banyak yang memberikan nasihat: ayo jalan yang banyak. Biar
cepet lahir dan lancar.
Tiap pagi aku sampe jalan kaki keliling gedung apartemen,
Tetap tak ada gejala kelahiran sama sekali.
Padahal suamiku harus dinas keluar kota dalam minggu ini. Akhirnya dia ngobrol
dengan Joanne yg ada didalam perutku: Nak, lahirnya nunggu papa pas lagi
dirumah aja ya. Joanne anak pinter, anak sayang, anak cantik. Pasti Joanne
ngerti ya kondisi papa mama.
Dan Joanne pun bereaksi, dia menendang2 dalam perut. So
lovely…..
Btw, Aku masih berangkat kerja lho…
Tapi di kantor ada masalah yang membuat tensi ku sampe
meningkat.
Akhirnya aku minta ijin pulang. Untuk menenangkan pikiran.
Sorenya kontrol lagi ke dokter, dan dicek.
Syukurlah semua baik-baik saja. Posisi bayi sudah di jalan
lahirnya.
Dokter bilang: kalau sampe besok tidak ada tanda sama
sekali, langsung tgl 26Sep masuk RS. Maksimal tgl 27Sep harus sudah dilahirkan.
Apapun prosesnya. Mau normal ataupun operasi. Jangan kelamaan lagi. Trus pak dokter bilang lagi: ingat ya bu,
pokoknya pada hari H nya nanti, proses kelahiran mulai dari awal sampai akhir
tidak boleh lebih dari 6jam. Karena resikonya terlalu besar. Lebih dari 6jam
harus segera di operasi untuk dikeluarkan bayinya.
Tgl 25Sep
Aku dan suami berunding, Gimana ya enaknya. Mau tetap normal
atau operasi aja.
Terus terang aku sangat takut pada saat itu. Akhirnya
setelah berdoa, kami memutuskan untuk melakukan operasi saja. Daripada
resikonya nanti malah bikin kami nyesel.
Kamipun menyiapkan ulang tas bayi yang sudah siap sejak
berhari2. untuk dibawa besok pagi ke RS.
Tgl 26Sep
Pagipagi semua sudah siap. Karena suamiku masih harus
berangkat kerja, aku berangkat ke RS diantar oleh temen baik ku di kantor.
Terimakasih sebesar2nya buat Jonathan.
Sesampainya di RS, aku melakukan registrasi dan lain2 sampe
masuk ke kamar. Siang itu suamiku datang..
Mengatur administrasi di RS. Mengantarku ke ruang
pemeriksaan dan persiapan sebelum operasi.
Narsis pake baju RS
Siap2 untuk di operasi besok
(cerita tentang proses operasi di posting selanjutnya: the
D-DAY)
:D